Di Sumedang, Jalan yang Rusak Bertambah

Pada Senin (21/4), saya pergi ke Sumedang , Jawa Barat, untuk suatu keperluan. Setelah beberapa lama tidak pergi ke sana, saya cukup kaget karena akses menuju Kota Sumedang cukup mengecewakan. Tidak sedikit jalan yang berlubang atau bergelombang. Lubang di jalan yang saya lalui memiliki ukuran lumayan besar.

Jalanan berlubang ternyata tidak hanya terjadi di jalur menuju Kota Sumedang, tetapi juga beberapa titik dari arah Tanjungsari hingga Cileunyi terdapat hal yang sama.

Buruknya infrastruktur tersebut jelas berdampak kepada masyarakat pengguna jalan, mulai dari kemacetan yang bertambah hingga kenyamanan terganggu. Jika itu terus dibiarkan, jalanan akan semakin parah dan rawan kecelakaan. Apalagi para pengendara kendaraan umum yang tidak sabar sehingga membiarkan mobil melaju kencang tanpa melihat jalanan yang berlubang tanpa memikirkan kenyamanan penumpang. Beberapa jalan yang berlubang pun ditangani penduduk sekitar dengan cara diuruk sekadarnya.

Namun, karena bukan bahan yang seharusnya untuk perbaikan jalan, kondisi tersebut tidak banyak membantu. Mereka menutupinya dengan tanah atau bebatuan yang dihancurkan. Pemerintah Kabupaten Sumedang seharusnya bisa cepat menangani masalah ini. Apalagi jalur Cileunyi menuju Sumedang atau sebaliknya merupakan jalan yang sangat ramai dilalui.

Dengan kondisi yang lumayan parah tersebut akan lebih banyak kerugian yang diderita masyarakat dan juga pemerintah.
Alangkah baik-nya untuk segera diperbaiki demi kenyamanan semua pihak. Fanny Shefira Kautsar Mahasiswi UIN SGD Bandung, Media Indonesia, 24/04/2014, hal 20

Jalan Longsor, Mobil Masuk Jurang

Hujan deras dan angin kencang masih melanda sejumlah daerah di Jawa Barat. AHAS menimpa satu keluarga yang tengah melintas di jalan alternatif SumedangSubang, Jawa Barat, kemarin. Tepat di Dusun Citalangkap, Desa Sukahayu, Kecamatan Rancakalong, Sumedang, kendaraan yang ditumpangi Deni, 30, serta istrinya, Tatin, 27, dan anak mereka Abdi, 8, tertimbun oleh longsor dan masuk ke jurang.

Deni ditemukan selamat, tetapi sang istri tewas. Warga dan petugas sampai tadi malam masih mencari tubuh Abdi. Saat kejadian, mobil mini bus Suzuki Carry milik korban meluncur menuju Sumedang.

“Saat melintasi jalur Blok Legok Jengkol, jalan longsor dan kendaraan itu masuk jurang,” papar Dadang, saksi.

Sebelumnya, kawasan itu dilanda hujan disertai angin kencang. “Kami terpaksa menutup jalan alternatif ini karena berbahaya bagi warga,” ungkap Kepala Polres Sumedang Ajun Komisaris Besar Yulli Kurniawan.

Dari Kabupaten Tasikmalaya dikabarkan, sebanyak 138 rumah di dua kecamatan rusak akibat tertimpa pohon-pohon yang bertumbangan pada Sabtu (12/4) malam. Penyebabnya angin puting beliung disertai hujan deras melanda daerah itu. Duakecamatan yang tersapu angin puting beliung ialah Kecamatan Cigalontang dan Kecamatan Salawu, perbatasan Tasikmalaya dengan Garut. Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa itu.

Namun, beberapa warga mengalami luka ringan dan sempat dirawat di puskesmas setempat. Untuk mengantisipasi terjadinya bencana serupa, puluhan warga Kampung Magarkalaya, Desa Serang, Kecamatan Cigalontang, dan Kampung Margalaksana, Desa Salawu, Kecamatan Salawu, mengungsi ke tempat yang aman.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Tasikmalaya, Kundang Sodikin, mengungkapkan kerusakan rumah warga terparah ada di Salawu. Di Cigalontang, dari 36 rumah yang terimbas angin puting beliung, dua rumah di antaranya rusak berat. “Kerugian mencapai ratusan juta rupiah,” kata Camat Salawu, Pambudi.

Di Desa Cieunteung, Kecamatan Baleendah, Kabupaten Bandung, warga masih mengungsi di tempat aman meski banjir sudah mulai surut di wilayah itu.

Sebanyak 150 kepala keluarga, atau sekitar 500 warga, masih mengungsi di tenda darurat, sekolah, dan tempat peribadatan. Hujan deras yang mengguyur wilayah itu dalam beberapa hari menyebabkan meluapnya Sungai Citarum. Banjir mulai surut dan menyisakan lumpur setinggi 3040 cm pada Sabtu (12/4). Warga kesulitan membersihkan lumpur tebal yang menempel di lantai dan dinding rumah.

Banjir besar tersebut sempat memutuskan jalur Bandung dengan beberapa daerah di Priangan, seperti Garut, Tasikmalaya, dan Ciamis pada Sabtu (12/4). Belasan hektare sawah milik warga ikut terendam banjir. (MEDIA INDONESIA, 14/04/2014, HAL : 9)