Bandung Terus Pacu Ekonomi Kreatif

SEBUAH kota akan mendapatkan keuntungan besar jika mengembangkan ekonomi kreatif. Karena itu, pemerintah di wilayah tersebut harus sering memfasilitasi, dengan menggelar acara atau event, sehingga masyarakat ikut tergerak.

“Untuk menciptakan dan mengembangkan ekonomi kreatif, ada beberapa syarat yang harus dipenuhi. Salah satunya ialah peran pemerintah untuk terus memberi dorong-an dengan memberi fasilitas,“ kata Wali Kota Bandung Ridwan Kamil, saat berbicara pada Rapat Kerja Teknis Asosiasi Pemerintah Kota Seluruh Indonesia (Apeksi), di Bandung, Jawa Barat, kemarin.

Dalam pertemuan bertema Pengembangan UMKM dan Ekonomi Kreatif dalam Menghadapi Pasar Bebas ASEAN 2015 itu, Kang Emil, panggilan akrab sang wali kota, menuturkan ekonomi kreatif juga harus dikuasai usaha kecil dan menengah, bukan korporasi besar. Dengan upaya itu, stabilitas ekonomi yang kuat akan terus terjaga.

“Di Bandung, saya sering mengatakan kepada para pelaku ekonomi kreatif, agar membuat warga dari luar kota membuang uangnya di Bandung. Kita harus seperti Singapura, banyak orang membuang uangnya di sana karena ekonomi kreatifnya,“ lanjutnya. Terkait pasar bebas ASEAN, Kang Emil menyatakan hal itu sebagai peluang bagi warga Bandung. Dengan kreativitasnya, warga Kota Kembang tidak boleh menjadi objek ekonomi dan ekspansi dari negara maju.

Karena itu, untuk memacu ekonomi kreatif, Pemerintah Kota Bandung terus memperbaiki pelayanan publik, dan meningkatkan kualitas para pegawainya. “Minimal bahasa Inggris mereka harus bagus.“ Wali Kota juga terus mengarahkan bisnis yang bisa didorong untuk melakukan ekspansi ke luar negeri. Salah satunya, tahun depan akan mengirim kick fest ke Malaysia.

“Kami juga akan memperbanyak pasar tematik sebagai ujung tombak pemasaran ekonomi kreatif. Intinya, Bandung siap dan melihat masyarakat ekonomi ASEAN bukan hal yang menakutkan,“ tandas Kang Emil.

Pada kesempatan yang sama, Deputi Bidang Produksi Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif I Wayan Dipta mengatakan dalam menghadapi pasar bebas ASEAN, banyak potensi yang terbuka bagi pelaku usaha, termasuk potensi bagi para pelaku ekonomi kreatif. “Pasar bebas ASEAN memacu potensi pengembangan industri nasional dan mendorong Indonesia sebagai negara produksi. Kita juga didukung oleh penduduk usia muda, dan sumber daya alam yang besar.“ (SB/EM/N-3) Media Indonesia, 17/10/2014, halaman 10

Indramayu Terus Utamakan Kualitas Jalan

HARI ini, 7 Oktober, Kabupaten Indramayu berulang tahun ke487. Sejumlah program pembangunan untuk kemajuan pun dicanangkan. “Sejumlah pembangunan sarana infrastruktur akan terus kami lakukan,“ ujar Bupati Indramayu Anna Sophanah, kemarin.

Pembangunan infrastruktur pun tidak hanya didasarkan pada program, tetapi juga berdasarkan aspirasi masyarakat.Sehingga pembangunan itu akan benar-benar dirasakan masyarakat setempat. “Dan, pada gilirannya tingkat kesejahteraan masyarakat pun bisa meningkat,“ ungkap Anna.

Salah satu bidang pembangun an yang menjadi prioritas yaitu peningkatan kualitas jalan, yaitu dengan cara membeton jalan. Pembetonan pada jalan raya dinilai lebih tahan terhadap kerusakan dibandingkan ha nya berupa aspal biasa. Oleh karena itu, peningkatan pembetonan pada jalan pun terus dilakukan secara bertahap setiap tahun. “Jalan memiliki peran yang sangat vital untuk kehidup an masyarakat sehari-hari,” kata Anna.

Sebab, jalan tidak hanya menjadi penghubung antardaerah, melainkan juga bisa meningkatkan perekonomian warga. Berdasarkan data di Dinas Bina Marga Kabupaten Indrama yu, total panjang jalan di Kabupaten Indramayu mencapai 812,198 km. Pada 2011, panjang jalan yang dibeton hanya 29,102 km (3,58%) dan 2012 bertambah hingga menjadi 80,055 km (9,89%). Pada 2013, pembetonan pada jalan kembali bertambah hingga menjadi 132,731 km (16,34%) dan pada 2014 pening katan kualitas jalan yang dibeton menjadi 182,731 km (22,50%).

“Ini sudah melampaui target yang awalnya hanya 100 km,” kata Kepala Bidang Pemeliharaan Dinas Bina Marga Kabupaten Indramayu, Sudirja. Sudirja menyebutkan kualitas jalan yang dibeton lebih tahan terhadap air dibandingkan ja lan yang hanya diaspal dan dihotmix. Karena itu, jalan beton cenderung lebih kuat dan tahan lama dari kerusakan. “Namun, peningkatan kualitas jalan dengan cara dibeton memang mem butuhkan anggaran yang besar,” katanya.

Anggaran yang dibutuhkan untuk perbaikan jalan dengan cara dibeton mencapai sekitar Rp4 miliar hingga Rp4,5 miliar/ km.
Di Kalimantan Tengah, anggota DPRD Kota Palangka Raya mengatakan bahwa akses jalan, khususnya di daerah pinggiran kota, perlu mendapat perhatian serius dari pemerintah kota setempat. (UL/SS/Ant/N-1) Media Indonesia, 7/10/2014, hal : 12